Minggu, 19 Oktober 2014

Ragam Kedokteran (Tulisan-Softskil Bahasa Indonesia)

Ragam kedokteran

Dalam dunia kedokteran banyak bahasa-bahasa kedokteran salah satunya. Saya mau sedikit membahas tentang penyakit tumor. TUMOR merupakan sekelompok sel-sel abnormal yang terbentuk hasil proses pembelahan sel yang berlebihan dan tak terkoordinasi. Dalam bahasa medisnya, TUMOR dikenal sebagai NEOPLASIA. Neo berarti baru, plasia berarti pertumbuhan/pembelahan, jadi NEOPLASIA mengacu pada pertumbuhan sel yang baru, yang berbeda dari pertumbuhan sel-sel di sekitarnya yang normal. Yang perlu diketahui, sel tubuh secara umum memiliki 2 tugas utama yaitu melaksanakan aktivitas fungsional nya serta berkembang biak dengan membelah diri. Namun pada sel TUMOR yang terjadi adalah hampir semua energi sel digunakan untuk aktivitas berkembang biak semata. Fungsi perkembangbiakan ini diatur oleh inti sel (nucleus), akibatnya pada sel TUMOR dijumpai inti sel yang membesar karena tuntutan kerja yang meningkat.
Tumor maligna adalah sebuah tumor yang terdiri dari sel-sel kanker dari jenis yang dapat menyebar ke bagian lain dari tubuh.

Tumor karsinoid adalah kanker tumbuh lambat yang dapat timbul di beberapa tempat di seluruh tubuh Anda. Tumor karsinoid, yang merupakan salah satu anggota kelompok tumor neuroendokrin, biasanya muncul di saluran pencernaan (usus buntu, lambung, usus kecil, usus besar, rektum) dan paru-paru.

Selasa, 14 Oktober 2014

Sejarah dan Keragaman Bahasa Indonesia (softskill : tugas)

Sejarah Bahasa Indonesia

Bahasa merupakan salah satu unsur identitas nasional. Bahasa dipahami sebagai sistem perlambangan yang secara arbiter dibentuk atas unsur-unsur bunyi ucapan manusia dan digunakan sebagai sarana berinteraksi manusia. Di Indonesia terdapat beragam bahasa daerah yang mewakili banyaknya suku-suku bangsa atau etnis.
Setelah kemerdekaan, bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa nasional. Bahasa Indonesia dahulu dikenal dengan bahasa melayu yang merupakan bahasa penghubung antar etnis yang mendiami kepulauan nusantara. Selain menjadi bahasa penghubung antara suku-suku, bahasa melayu juga menjadi bahasa transaksi perdagangan internasional di kawasan kepulauan nusantara yang digunakan oleh berbagai suku bangsa Indonesia dengan para pedagang asing.
Telah dikemukakan pada beberapa kesempatan, mengapa bahasa melayu dipilih menjadi bahasa nasional bagi negara Indonesia yang merupakan suatu hal yang menggembirakan.
Dibandingkan dengan bahasa lain yang dapat dicalonkan menjadi bahasa nasional, yaitu bahasa jawa (yang menjadi bahasa ibu bagisekitar setengah penduduk Indonesia), bahasa melayu merupakan bahasa yang kurang berarti. Di Indonesia, bahasaitu diperkirakan dipakai hanya oleh penduduk kepulauan Riau, Linggau dan penduduk pantai-pantai diseberang Sumatera. Namun justru karena pertimbangan itu jualah pemilihan bahasa jawa akan selalu dirasakan sebagai pengistimewaan yang berlebihan.
Alasan kedua, mengapa bahasa melayu lebih berterima dari pada bahasa jawa, tidak hanya secara fonetis dan morfologis tetapi juga secara reksikal, seperti diketahui, bahasa jawa mempunyai beribu-ribu morfen leksikal dan bahkan beberapa yang bersifat gramatikal.
Faktor yang paling penting adalah juga kenyataannya bahwa bahasa melayu mempunyai sejara yang panjang sebagai ligua France.

Ragam Bahasa

Adanya bermacam-macam ragam bahasa terjadi karena fungsi, kedudukan serta lingkungan yang berbeda-beda. Ada beberapa ragam bahasa yaitu :
Ragam Lisan dan Ragam Tulis
Perbedaan ragam lisan dan tulis yaitu :
Ragam lisan mengendaki adanya orang kedua, teman bicara sedangkan ragam tulis tidak mengharuskan.
Dalam Ragam lisan unsur-unsur gramatikan seperti subjek, prediket dan objek tidak selalu dinyatakan, sedangkan ragam tulis harus dinyatakan.
Ragam lisan sangat terikan pada kondisi, situasi, ruang dan waktu sedangkan ragam tulis tidak.
Ragam lisan dipengaruhi oleh intonasi suara sedangkan ragam tulis dipengaruhi oleh tanda baca, huruf kapital dan huruf miring.
Ragam Baku dan Ragam Tidak Baku
Ragam baku adalah ragam yang dilembagakan dan diakui oleh sebagian besar warga masyarakat pemakaiannyasebagai bahasa resmi dan sebagai kerangka rujukan norma bahasa dalam penggunaannya.
Ragam tidak baku adalah ragam yang tidak dilembagakan da ditandai oleh ciri-ciri yang menyimpang dari norma ragam baku.
Ragam Baku Tulis dan Ragam Baku Lisan
Ragam baku tulis adalah ragam yang dipakai dengan resmi dalam buku-buku pelajaran atau buku-buku ilmiah lainnya.
Ragam baku lisan bergantung kepada besar atau kecilnya ragam daerah yang terdengar dalam ucapannya.
Ragam Sosial Dan Ragam Fungsional
Ragam sosial adalah ragam bahasa yang sebagian norma dan kaidahnya didasarkan atas kesepakatan bersama dalam lingkungan sosial yang lebih kecil dalam masyarakat.
Ragam fungsional adalah ragam bahasa yang dikaitkan dengan profesi, lembaga, lingkungan kerja atau kegiatan tertentu lainnya.


Sabtu, 04 Oktober 2014

TUGAS 2 SOFTSKILL BAHASA INDONESIA

Keunikan dan kelemahan bahasa Indonesia dibanding bahasa lain
-          Keunikannya
a.       Bahasa yang paling banyak digunakan.
b.      Menambah wawasan cara beretika berbahasa.
c.       Banyak yang bermakna sama tapi banyak cara mengatakannya/menyebutkannya
-          Kelemahannya
Bahasa Indonesia dari dulu sampai sekarang selalu ada perubahannya.  Contoh : doloe, dibaca dulu. Tidak seperti Bahasa Inggris misalnya. Ini dimaksudkan bahwa di Indonesia banyak berbagai bahasa jadi mempersulit kita dalam kehidupan sehari-hari.


TUGAS 1 SOFTSKILL BAHASA INDONESIA

1.  1.Jelaskan fungsi dan peran bahasa
  Fungsi bahasa ada 4 yaitu :
a.       Komunikasi
Maksudnya adalah bahasa juga berfungsi dalam berkomunikasi kita dalam individu maupun kelompok.
b.      Integrasi dan adaptasi
Maksudnya adalah bahasa berfungsi sebagai integrasi dan adaptasi yaitu menyesuaikan bahasa di dalam lingkungan sosial untuk berkomunikasi terhadap orang lain atau suatu kelompok .
c.       Kontrol sosial
Maksudnya adalah bahasa berfungsi sebagai kontrol sosial yaitu yang diterapkan pada diri kita sendiri maupun dalam suatu kelompok.
d.      Ekspresi
Maksudnya adalah bahasa berfungsi sebagai ekspresi yaitu cara kita berkomunikasi dengan orang lain menggunakan ekpresi yang sesuai supaya maksud dan tujuan dalam komunikasi tersebut bias disampaikan dengan jelas.

   Peran bahasa sangat penting, salah satunya sebagai alat berkomunikasi kita terhadap orang lain atau    suatu kelompok dan kita bisa berpendapat dan memberi gagasan.

2.  2. Fenomena bahasa Indonesia di kalangan remaja atau dunia pendidikan

  Bahasa Indonesia di kalangan remaja atau dunia pendidikan masih sangat jarang dipakai dengan baik. Di dalam dunia pendidikan, ujian pelajaran Bahasa Indonesia masih banyak siswa-siswi mendapatkan nilai kurang bagus dibandingkan pelajaran Bahasa Inggris. Sedangkan di dalam dunia remaja juga masih banyak diantara mereka menggunakan bahasa alay atau di singkat-singkat jadi komunikasi diantara mereka tersebut bisa membuat salah paham atau tidak di mengerti oleh lawan bicaranya.

Minggu, 04 Mei 2014

Interaksi Manusia dan Komputer (Implementasi Dukungan slide 10)

Implementasi Dukungan

Ringkasan
• Pemrograman alat memberikan tingkat layanan untuk programmer
• Dukungan sistem Window sebagai inti untuk thread terpisah dan simultan pengguna-sistem
• pemrograman aplikasi dan kontrol dialog
interaksi toolkit membawa pemrograman lebih dekat ke tingkat persepsi pengguna
sistem manajemen antarmuka pengguna membantu untuk mengontrol hubungan antara presentasi dan fungsi benda

Sistem manajemen antarmuka pengguna membantu untuk mengendalikan presentasi hubungan antara dan fungsionalitas dari objek

Pendahuluan
Hingga saat ini, perhatian kami telah miring jauh dari kekhawatiran dari pemrogram sebenarnya.
Pengkodean kemajuan dalam memiliki peningkatan dari hardware-specific pemrograman untuk interaksi techniquespecific.

Lapisan alat pengembangan
-sistem window
-interaksi toolkit
-sistem manajemen antarmuka pengguna

Elemen-elemen dari sistem window
perangkat kemerdekaan
pemrograman terminal abstrak

model gambar untuk output dan input (sebagian)
-piksel
-Grafis Kernel Sistem (GKS)
-Pemrogram Hirarkis Antarmuka Grafis (PHAGS)
-catatan tambahan

berbagi sumber daya
mencapai simultanitas tugas-tugas pengguna
sistem window mendukung proses independen
isolasi aplikasi individu

Peran sistem window

Arsitektur sistem window
3 kemungkinan arsitektur perangkat lunak
Semua menganggap driver perangkat terpisah
berbeda dalam bagaimana beberapa aplikasi manajemen dilaksanakan
1.                 Setiap aplikasi mengelola semua proses
semua orang khawatir tentang sinkronisasi mengurangi portabilitas aplikasi
2.                 Manajemen peran dalam kernel sistem operasi
aplikasi yang terikat dengan sistem operasi
3.                 Manajemen peran sebagai aplikasi terpisah
portabilitas maksimum
arsitektur klien-server

    arsitektur klien-server

Arsitektur sistem X Window

Pixel pencitraan model dengan beberapa menunjuk mekanisme
Protokol X mendefinisikan komunikasi server-klien
klien Manajer jendela terpisah memberlakukan kebijakan untuk input/output:
-Bagaimana mengubah input fokus
-keramik vs tumpang tindih windows
-transfer data antar klien
Pemrograman aplikasi
2 paradigma pemrograman
1.Baca-evaluasi loop
repeat
read-event(myevent)
case myevent.type
type_1:
do type_1 processing
type_2:
do type_2 processing
...
type_n:
do type_n processing
end case
end repeat

Pemrograman aplikasi
2 notification-based


menggunakan toolkit
interaksi objek
input dan output intrinsik terkait
toolkit menyediakan tingkat abstraksi
pemrograman dengan interaksi objek (atau teknik, widget, gadget)
mempromosikan konsistensi dan generalizability melalui serupa tampilan dan nuansa
setuju untuk berorientasi objek pemrograman


Sistem manajeman antarmuka pengguna
UIMS menambah tingkat di atas toolkit
toolkit yang terlalu sulit untuk non-programmer atau:
          UI pengembangan sistem uids
          uide lingkungan pengembangan UI
Sebagai sebuah arsitektur konseptual
menyediakan pemisahan antara aplikasi semantik dan presentasi, meningkatkan:
portabilitas
usabilitas
beberapa antarmuka
customizability

mengidentifikasi peran (misalnya, Seeheim)
presentasi komponen
kontrol dialog
aplikasi antarmuka model  
 Pelaksanaan dari UIMS
Teknik untuk dialog controller  
Menu jaringan
notasi tata bahasa
negara transisi diagram
acara bahasa, bahasa deklaratif
kendala, grafis spesifikasi

Arus dari dialog kontrol
pengendalian internal (misalnya, baca-evaluasi loop)
kontrol eksternal (independen semantik aplikasi atau presentasi)
presentasi kontrol (misalnya, grafis spesifikasi)

Ringkasan

Tingkat dukungan tool pemrograman
Sistem window
          perangkat kemerdekaan       
          beberapa tugas

Paradigma untuk pemrograman aplikasi  
          baca-evaluation loop
          notification-based

Peralatan
            pemrograman objek interaksi

UIMS
            Arsitektur konseptual untuk pemisahan
            teknik untuk mengekspresikan dialog








Interaksi Manusia dan Kompter (kelompok 10)

Bab 10
 pelaksanaan yang mendukung

10.1 dalam kontras yang read-evaluation loop dan paradigma notification-based untuk program, interaktif pembangunan sebuah dialog pre-emptive membahas.Bagaimana seorang pemrogram menggambarkan sebuah pre-emptive berarti? grafis dialog dengan murni( petunjuk: merujuk kepada diskusi di bagian 10.5 mengenai eksternal dan independen yang beralih dari dialog manajemen untuk presentasi kontrol dialog )
Menjawab
dialog dengan grafis menciptakan sebuah pre-emptive berarti cukup sederhana.Dalam sebuah graphics-based interaksi, diasumsikan bahwa pengguna hanya dapat berinteraksi dengan bagian dari sistem yang terlihat.Di sebuah sistem windowing, misalnya, pengguna hanya dapat langsung masukan untuk satu, saat ini dipilih jendela, dan satu-satunya cara untuk mengubah dipilih jendela akan oleh menunjukkan dengan beberapa gerakan dalam jendela itu.Untuk menciptakan sebuah dialog, pre-emptive sistem bisa menghasilkan jendela yang mencakup seluruh layar dan membuatnya yang saat ini dipilih jendela.Semua pengguna masukan kemudian akan diarahkan ke jendela itu dan pengguna tidak akan memiliki cara memilih lain jendela.' meliputi ' jendela dengan demikian pre-empts setiap pengguna lain tindakan kecuali yang didefinisikan untuk mendukung.

10.2 mengingat negara peraliham diagram untuk font karakteristik disajikan dalam bab viii ( bagian 8.3.3 ).Membandingkan berbagai interaksi obyek yang bisa menerapkan dialog. semacam iniMenggunakan contoh dari ada toolkits ( pull-down menu atau dialog kotak ) atau menciptakan sebuah novel interaksi objek.
menjawab
Untuk mengenang contoh, kami ingin memungkinkan pengguna untuk beralih antara tiga font karakteristik - berani, miring dan menggarisbawahi.Pull-down menu dan dialog box yang paling sering digunakan metode untuk menerapkan seperti dialog.Sebuah menu pull-down akan memiliki tiga pilihan yang terdaftar dengan cara tertentu untuk menunjukkan apakah karakteristik adalah aktif atau tidak.Pada setiap doa dari menu, pengguna bisa mengubah status aktif dari satu font karakteristik.Misalnya, mereka dapat menyalakan berani fitur atau mematikan yang berulang kali menggarisbawahi fitur. Yang penting dari ini adalah fitur dialog yang lebih kompleks tugas ( mengubah status aktif dari dua atau lebih font karakteristik ) hanya dapat dicapai oleh doa yang terpisah dari menu.Dan sering satu-satunya cara pengguna bisa mengecek status akan oleh muncul di menu lagi ( tanpa invoking setiap tindakan ).Poin terakhir ini menunjukkan bahwa menu desain sendiri tidak mendukung tampilan yang langsung terkait perubahan negara sebagai yang dimaksud dalam pasal 4 di bawah synthesizability prinsip.

Dalam dialog kotak, pengguna dapat efek beberapa perubahan pada salah satu doa.Secara teknis, hal ini tidak dialog kotak interaksi perangkat yang memungkinkan untuk ini, tetapi penggunaan tombol toggle.Setiap font karakteristik diwakili oleh sebuah kotak yang bertindak sebagai sebuah sederhana pada / dari saklar untuk yang karakteristik.Sebagai bantuan untuk pengguna, yang beralih tombol dapat mengubah penampilan sehingga pengguna dapat mengetahui status ( pada atau off ) dengan melihatnya.Interaksi widget yang sama adalah checkbox, yang akan dicap dengan tertentu font karakteristik. Mengklik pada checkbox akan menempatkan tanda di kotak penalti untuk menunjukkan bahwa karakteristik ada di.Lain klik akan menghapus mark.Bahkan, kotak dialog tidak perlu digunakan untuk menggambarkan set beralih tombol atau checkboxes, ketika mereka akan dipersembahkan terus-menerus sehingga pengguna dapat selalu melihat arus font karakteristik pengaturan.Alasan dialog kotak dapat digunakan adalah bahwa mungkin ada banyak huruf karakteristik untuk memilih dari dan dialog box yang tergabung akan membuat mereka tetap bersama-sama dan melestarikan layar ruang dengan memungkinkan mereka untuk menjadi tersembunyi dan digunakan pada sebuah as-needed dasar.

Latihan bekerja
Keesokan muncul sebagai sebuah bekerja latihan dalam bab 10:
• Bergulir adalah cara yang efektif untuk browsing melalui dokumen di jendela yang terlalu kecil untuk menunjukkan seluruh dokumen. Bandingkan berbeda perilaku interaktif objek interaksi dua berikut untuk menerapkan bergulir:
            •Scrollbar melekat pada sisi jendela dengan panah di bagian atas dan bawah. Ketika mouse diposisikan di atas panah di bagian atas layar (yang mengarah ke atas), bingkai jendela akan dipindahkan ke atas untuk mengungkapkan bagian dari dokumen di atas/sebelum apa yang sedang dilihat. Bila tanda panah bawah dipilih, bingkai bergerak ke bawah untuk mengungkapkan dokumen di bawah ini dan setelah tampilan yang aktif.
            •Dokumen ini terkandung dalam sebuah objek interaksi tekstual. Menekan tombol mouse dalam obyek teks memungkinkan Anda untuk menyeret dokumen dalam batas-batas jendela. Anda menyeret ke People turun dalam dokumen dan Anda tarik ke bawah untuk menelusuri.

Perbedaan antara dua kondisi dapat ditandai dengan memperhatikan bahwa, dalam kasus pertama, pengguna adalah benar-benar memanipulasi jendela (bergerak atas atau bawah untuk mengungkapkan isi dokumen), sementara di kasus kedua pengguna adalah memanipulasi dokumen (mendorongnya atas atau bawah untuk mengungkapkan isinya melalui jendela. Prinsip-prinsip kegunaan apa yang akan Anda gunakan untuk membenarkan satu metode dari yang lainnya (juga mempertimbangkan kasus ketika Anda ingin gulir ke sisi juga sebagai atas dan bawah)? Pertimbangan-pertimbangan implementasi apa penting? [halaman 393]


Selasa, 25 Maret 2014

TUGAS INTERAKSI MANUSIA & KOMPUTER

NAMA : LARASATI HENDRO APRILIA PUTRI
KELAS : 2KB05
NPM : 24112163
MATA KULIAH : INTERAKSI MANUSIA & KOMPUTER (SOFTSKILL)
DOSEN : R. SUPRIYANTO

Apa itu Interaksi Manusia dan Komputer? 

Merupakan satu disiplin ilmu yang mengkaji komunikasi atau interaksi diantara pengguna dengan sistem.
Sistem tersebut meliputi :
- Sistem pada komputer
- Sistem yg digunakan dalam kehidupan sehari- hari : kendaraan, peralatan rumah tangga dan sebagainya.

Aplikasi IMK dalam kehidupan sehari-hari?

Berikut ini adalah beberapa contoh implementasi IMK dalam kehidupan sehari-hari:
-Penggunaan Komputer
Tanpa disadari kita (manusia/user) telah berinteraksi/berdialog dengan sebuah benda (layar monitor), yaitu dalam bentuk menekan tombol berupa tombol angka dan huruf yang ada pada keyboard atau melakukan satu sentuhan kecil pada mouse, kemudian hasil inputan ini akan berubah bentuk menjadi informasi atau data yang seperti diharapkan manusia dengan tertampilnya informasi baru tersebut pada layar monitor atau bahkan mesin pencetak (printer).

-Penggunaan Automatic Teller Machine (ATM)

Pada ATM yang biasa kita gunakan juga merupakan sebuah Interaksi Manusia dan juga Komputer. Pada sebuah ATM kita dapat melihat sebuah sistem antarmuka (Interface), kita dapat melihat menu-menu yang tesedia pada layar ATM. Melakukan transfer, cek saldo, dsb.

-Penggunaan Laser Pada Operasi Medis
Pada bidang kedokteran IMK juga banyak berperan, seperti Sistem pakar, Operasi medis menggunakan bantuan laser,dsb. Mesin yang telah di desain (coding) sedemikian rupa akan di jalankan untuk melakukan operasi. Spesialis (dokter) melakukan penentuan koordinat pada bagian tubuh yang akan di lakukan operasi. Maka, input atau yang di lakukan Dokter ini akan di terima oleh Mesin, dan akan langsung segera di lakukan pembedahan.

-Situs Website

Situs web merupakan salah satu aplikasi sistem komputer yang banyak digunakan oleh manusia saat ini. Selain akses yang mudah dan jaringan yang luas, informasi-informasi sangat mudah didapatkan melalui sistem ini. Pencapaian informasi tersebut tentunya sangat terkait dengan desain antarmuka. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, begitu banyak hal yang dapat mengakibatkan kegagalan pada pengguna. Sangat disayangkan apabila informasi-informasi yang sangat mudah didapatkan melalui situs-situs web tidak dimaksimalkan atau justru memberikan dampak buruk bagi penggunanya.

Situs web memiliki karakteristik yang berbeda dengan aplikasi komputer lainnya. Perbedaan itu dapat dilihat informasi dan navigasi yang menjadi fokus pengguna, redundansi data dan informasi yang begitu banyaknya sehingga terkadang tidak diketahui dari mana asalnya, interaksi yang umumnya hanya dengan melakukan klik sekali pada link, waktu respon dan sebagainya. Karakteristik-karakteristik tersebut yang harus diperhatikan selain karakteristik pengguna situs sendiri.

sumber :  
http://sinthaanastasia.wordpress.com/2013/01/22/interaksi-manusia-dan-komputer/
http://nur-arianto.blogspot.com/2009/09/interaksi-manusia-komputer-imk.html

Rabu, 15 Januari 2014

(tulisan 2) kelompok 10 : chapter 10 "Project Communications Management"

Chapter 10 Project Communications Management
(Source: PMBOK Books, 2000)

Project Communications Management includes the processes required to ensure timely and appropriate generation, collection, dissemination, storage, and ultimate disposition of project information. It provides the critical link among people, ideas, and information that are necesary for success. Everyone involved in the project must be prepared to send and receive communications, and must understand how the communications in which they are involved as individuals affect the project as a whole. Figure 10-1 provides an overview of the following major processes:

10.1 Communications planning-determining the information and communications need of the stakeholders: who needs what information, when they will need it, and how it will be given to them.
10.2 Information Distribution-making needed information available to project stakeholders in a timely manner.
10.3 Performance Reporting-collecting and disseminating performance information. This includes status reporting, progress measurement, and forecasting.
10.4 Administrative Closure-generating, gathering, and disseminating information to formalize a phase or project completion.

These processes interact with each other and with the processes in the other knowledge areas as well. Each process may involve effort from one or more individuals or groups of individuals, based on the needs of the project. Each process may involve effort from one or more individuals or groups of individuals, based on the needs of the project. Each process generally occurs at least once in every project phase.

Although the processes are presented here as discrete elements with well-defined interfaces, in practice they may overlap and interact in ways not detailed here process interactions are discussed in detail in Chapter 3.

The general management skill of communicating (discussed in Section 2.4.2) is related to, but not the same as, project communications management. Communicating is a broader subject and involves a substantial body of knowledge that is not unique to the project context. For example:
-  Sender-receiver models-feedback loops, barriers to communications, etc.
-  Choice of media-when to communicate in writing versus when to communicate orally, when to write an informal memo versus when to write formal
-   Writing style-active versus passive, sentence structure, word choice, etc.
-   Presentation techniques-body language, design of visual aids, etc.
-   Meeting management techniques-preparing an agenda, dealing with conflict, etc.

10.1 Communications Planning
        Communications planning involves determining the information and communications needs of the stakeholders: who needs what information, when they will need it, how it will be given to them, and by whom. While all project share the need to communicate project information, the informational need the methods of distribution vary widely. Identifying the informational need of the stakeholders and determining a sultable means of meeting those needs is and important factor for project success.
On most projects, the majority of communications planning is done as part of  the earliest project phases. However, the results of this process should be reviewed regularly throughout the project and revised as needed to ensure continued applicability.
Communications planning is often tightly linked with organizational planning (describe in Section 9.1) since the project’s organizational structure will have a major effect on the project’s  communications requirements.
10.1.1 Input to Communications Planning
1. Communications requirements. Communications requirements are the sum of the information requirements of the project stakeholders. Requirements are defined by combining the type and format of information required with an analysis of the value of that information. Project resources should be expended only on communicating information that contributes to success or where a lack of communication can lead to failure. Information typically required to determine project communications requirements includes:
- Project organization and stakeholder responsibility relationships.
- Discipline, departments, ad specialties involved in the project.
- Logistics of how many individuals will be involved with the project and at which         locations.
- External information needs (e.g., communicating with the media).
2. Communications technology. The technologes or methods used to transfer information back and forth among project stakeholders can vary significantly: from brief conversations to extended meetings, from simple written document to immediately accessible online schedules and databases.
            Communications technology factors that may affect the project include:
-          The immediacy of the need for information-is project success dependent upon having frequently updated information available on a moment’s notice, or would regularly issued written reports suffice?
-          The availability of technology-are the systems that are already in place appropriate, or do project needs warrant change?
-          The expected project staffing-are the proposed communications systems compatible with the experience and expertise of the project participants, or will extensive training and learning be required?
-          The length of the project-os the available technology likely to change before the project is over?
3. Constraints. Constraints are factors that will limit the project management team’s options. For example, if substantial project resources will be procured, more consideration will need to be given to handling contract information.
When a project is performed under contract, there are often specific contractual provisions that affect communications planning.
4. Assumptions.  See Section 4.1.1.5.
10.1.2  Tools and Techniques for communications planning
1. Stakeholder analysis. The information needs of the various stakeholders should be analyzed to develop a methodical and logical view of their information needs and sources to meet those needs (project stakeholders are discussed in more detail in Section 2.2). The analysis should consider methods and technologies suited to the project that will provide the information needed. Care should be taken to avoid wasting resources on unnecessary information or inappropriate technology.
 10.1.3 Outputs from communications planning
1. Communications management plan. A communications management plan is a document that provides :
- A collection and filing structure that details what methods will be used to gather and store various types of informations. Procedures should also cover collecting and disseminating updates and corrections to previously distributed material.
- A distribution structure that details to whom information (status reports, data, schedule, technical documentation, etc.) will flow and what methods (written reports, meetings, etc.) will be used to distribute various types of information. This structure must be compatible with responsibilities and reporting relationships described by the project organization chart.
- A description of the information to be distributed, including format, content, level of detail, and conventions/definitions to be used.
- Production schedules showing when each type of communication will be produced.
- Methods for accessing information between scheduled communications.
- A method for updating and refining the communications management plan as the project progresses and develops.

            The communications management plan may be formal or informal, highly detailed or broadly framed, based on the needs of the project. It is a subsidiary component of the overall project plan (described in Section 4.1).

10.2 Information Distribution
        Information distribution involves making needed information available to project stakeholders in a timely manner. It includes implementing the communications management plan, as well as responding to unexpected requests for information.
10.2.1 Inputs to Information Distribution
     1. Work results. Work results are described in Section 4.2.3.1.
     2. Communications management plan. The communications management plan is described in Section 10.1.3.1.
     3. Project plan. The project plan is described in Section 4.1.3.1.
10.2.2 Tools and Techniques for Information Distribution
1.Communications skills. Communications skill are used to exchange information. The sender is responsible for making the information clear, unambiguous, and complete, so that there receiver can receive it correctly, and for confirming that it is properly understood. The receiver is responsible for making sure that the information is received in it’s entirety and understood correctly. Communicating has many dimensions:
- Written and oral, listening and speaking.
- Intenal (within the project) and external (to the customer, the media, the public, etc.).
- Formal (reports, briefings, etc.) and informal (memos, ad hoc conversations, etc.).
- Vertical (up and down the organization) and horizontal (with peers).
2.Information retrieval systems. Information can be shared by team members and stakeholders through a variety of methods including manual filing systems, electronic databases, project management software, and systems that allow access to technical documentation such as engineering drawings, design spectifications, test plan, etc.
3. Information distribution methods. Project information may be distributed using a variety of methods including project meetings, har-copy document distribution, shared access to networked electronic databases, fax, electronic mail, voice mail, videoconferencing, and project intranet.
10.2.3 Outputs from Information Distribution
1.Project records. Project records may include correspondence, memos, and documents dscribing the project. This information should, to the exten possible and appropriate, be maintained in an organized fashion. Project team members may often maintain personal records in a project notebook.
2. Project reports. Formal project reports on project status and/or issues.
3.Project presentations. The project team provides information formally, or informally to any or all of the project stakeholders. The information is relevant to the needs of the audience, and the method of presentation is appropriate.

10.3 Performance Reporting
Performance reporting involves collecting and disseminating performamce information to provide stakeholder with information about how resources are being used to achieve project objectives. This process includes:
-          Status reporting-describing where the project now stands-for  example, status related to schedule and budget metrics.
-          Progress reporting-describing what the project team has accomplished-for example, percent complete to schedule, or what is completed versus what is in process.
-          Porcasting-predicting future project status and progress.

Performance reporting should generally provide information on scoope, schedule, cost, and quality. Many projects also require information on risk and procurement. Reports many be prepared comprehensively or on an exception basis.

10.3.1 Inputs to Performance Reporting
1. Project plan. The project plan is discussed in Section 4.1.3.1. The project plan contains the various baselines that will be used to assess project performance.
2. Work results. Work results-which deliverables have been fully or partally completed, what costs (and/or resources) have been incurred or committed, etc.-are an output of project plan execution (discussed in Secction 4.2.3.1). Work results should be reported within the framework provided by the communications management plan. Accurate, uniform information on work results is essential to useful performance reporting.
3. Other project records. Project records are discussed in Section 10.2.3.1. In aadition to the project plan and the project’s work results, other project documents often contain information pertaining to the project context that should be considered when assessing project performance.
10.3.2 Tools and Techniques for Performance Reporting
1. Performance reviews. Performance reviews are meeting held to assess project status and/or progress. Performance reviews are typically used in conjunction with one or more of the performance-reporting techniques described below.
2. Variance analysis. Variance analysis involves comparing actual project results to planned or expected results. Cost and schedule variances are the most frequently analyzed, but variances from plan in the areas of scoope, resource, quality, and risk are often of equal or greater importance.
3. Trend analysis. Trend analysis involves examining project results over time to determine if performance is improving or deteriorating.
4. Earned value analysis. Earned value analysis in it’s various forms is the mos commonly used method of performance measurement. It integrates scope cost (or resource), and schedule measures to help the project management team assess project performance. Earned value (EV) involves calculating three key values for each activity:
- The Planned Value (PV), previously called the budgeted cost of work scheduled (BCWS), is that portion of the approved cost estimate planned to be spent on the activity during a given period.
- The Actual Cost (AC), previously called the actual cost of work performed (ACWP), is the total of costs incurred in accomplishing work on the activity during a given period. This Actual Cost must correspond to whatever was budgeted for the PV and the EV (example: direct hours only, direct costs only, or all costs including indirect costs).
- The EV, previously called the budgeted cost of work performed (BCWP), is the value of the work actually completed.

            These three values are used in combination to provide measures of whether or not work is being accomplished as planned. The most commonly used measures are the cost variance (CV) (CV= EV – AC), and the schedule variance (SV) (SV = EV – PV). These two values, the CV and SV, can be converted to efficiency indicators to reflect the cost and schedule performance of any project. The cost performance index (CPI = EV/AC) is the most commonly used cost-efficiency indicator. The cumulative CPI (the sum of all individual EV budgets divided by the sum of all individual AC’s) is widely used to forecast project costs at completion. Also, the schedule performance index (SPI = EV/PV) is sometimes used in conjunction with the CPI to forecast the project completion estimates.
5.Information distribution tools and technique. Performance reports are distributed using the tools and techniques described in Section 10.2.2.


10.3.3 Outputs from Performance Reporting
1. Performance reports. Performance reports organize and summarize the information gathered and present the results of any analysis. Reports should provide the kinds of information and the level of detail required by various stakeholders, as documented in the communications management plan.
            Common formats for performance reports include bar charts (also called Gantt charts), S-curves, histograms, and tables. Figure 10-2 uses S-curves to display cumulative EV analysis data, while Figure 10-3 displays a different set of EV data in tabular form.
2. Change requests. Analysis of project performance often generates a request for a change to same aspect of the project. These change requests are handled as described in the various change control processes (e.g., scope change management, schedule control, etc.).

10.4 Administrative closure
            The project or phase, after either achieving it’s objectives or being terminated for other reasons, requires closure. Administrative closure consists of documenting project results to formalize acceptance of the product of the project by the sponsor, or customer. It includes collecting project records; ensuring that they reflect final specifications; analyzing project success, effectiveness, and lessons learned; and archiving such information for future use.
            Administrative closure activities should not be delayed until project completion. Each phase of the project should be properly to ensure that important and use ful information is not lost.In addition, employee skills in the staff poll database should be updated to reflect new skills and proficiency increases.
10.4.1 Inputs to Administrative Closure
1. Performance measurement documentation. All documentation produced to record and analyze project performance, including the planning document that established the framework for performance measurement, must be available for review during administrative closure.
2. Product documentation. Documents produced to describe the product of the project (plans, specifications, technical documentation, drawings, electronic files, etc.-the terminology varies by application area) must also be available for review during administrative closure.
3. Other project records. Project records are discussed in Section 10.2.3.1.
10.4.2 Tools and Techniques for Administrative Closure
1. Performance reporting tools and techniques. Performance reporting tools and techniques are discussed in Section 10.3.2.
2. Project repots. See Section 10.2.3.2.
3. Project presentations. See Section 10.3.3.3
10.4.3 Outputs from Administrative Closure
1. Project archives. A complete set of indexed project record should be prepared for archiving by the appropriate parties. Any project-spesific or programwide historial databases pertinent to the project should be updated. When projects are done under contract, or when they involve procurement, particular attention must be paid to archiving of financial records.

Senin, 13 Januari 2014

mind map bab 10 Manajemen Komunikasi Proyek



Ringkasan Makalah "Manajemen Komunikasi Proyek"

Manajemen Komunikasi Proyek termasuk proses yang diperlukan untuk memastikan  bahwa informasi dalam proyek dibuat dengan tepat dan cepat, baik dalam segi pengumpulan, diseminasi, penyimpanan, dan disposisi. Hal ini menciptakan hubungan yang penting antara orang-orang, ide, dan informasi yang diperlukan supaya proyek berakhir dengan ke suksesan. Setiap orang yang terlibat dalam proyek ini harus siap untuk mengirim dan menerima komunikasi, dan harus memahami bagaimana komunikasi dilakukan di mana mereka terlibat sebagai individu dan bagaimana komunikasi dapat mempengaruhi proyek secara  keseluruhan.

(tulisan 1) kelompok 10 : bab 10 "manajemen komunikasi proyek"

Bab 10 Manajemen Komunikasi Proyek
(Sumber : Buku PMBOK, 2000)

Manajemen Komunikasi Proyek termasuk proses yang diperlukan untuk memastikan bahwa informasi dalam  proyek dibuat dengan tepat dan cepat, baik dalam segi pengumpulan, diseminasi, penyimpanan, dan disposisi. Hal ini menciptakan hubungan yang penting antara orang-orang, ide, dan informasi yang diperlukan supaya proyek berakhir dengan ke suksesan. Setiap orang yang terlibat dalam proyek ini harus siap untuk mengirim dan menerima komunikasi, dan harus memahami bagaimana komunikasi dilakukan di mana mereka terlibat sebagai individu dan bagaimana komunikasi dapat mempengaruhi proyek secara keseluruhan.
Gambar 10-1

Gambar 10-1 memberikan gambaran proses utama berikut:
10.1 Komunikasi Perencanaan-menentukan informasi dan kebutuhan komunikasi para pemangku kepentingan: yang membutuhkan informasi apa, kapan mereka akan membutuhkannya, dan bagaimana hal itu akan diberikan kepada mereka.
10.2 Distribusi Informasi pembuatan informasi yang diperlukan tersedia bagi stakeholder proyek secara tepat waktu.
10.3 Kinerja Pelaporan-mengumpulkan dan menyebarkan informasi kinerja. Ini termasuk laporan status, pengukuran kemajuan, dan peramalan.
10.4 Informasi Penutupan yang menghasilkan, mengumpulkan, dan menyebarkan Administrasi untuk meresmikan fase atau penyelesaian proyek.



Proses-proses tersebut  ini berinteraksi satu sama lain dan berinteraksi dengan proses di bidang lainnya. Setiap proses mungkin melibatkan usaha dari satu atau lebih individu atau grup individu berdasarkan kebutuhan proyek. Setiap proses umumnya terjadi setidaknya sekali dalam setiap tahapan proyek. Meskipun proses yang disajikan di sini sebagai elemen terpisah dengan antarmuka yang didefinisikan secara jelas, namun dalam praktiknya mereka mungkin tumpang tindih dan berinteraksi dengan cara lain yang tidak dirinci di sini. Proses interaksi dibahas secara rinci dalam Bab 3.

Keterampilan manajemen komunikasi secara umum (dibahas dalam Bagian 2.4.2) berkaitan dengan, manajemen komunikasi proyek. Berkomunikasi adalah suatu subjek dengan pengertian yang luas dan melibatkan bagian penting pengetahuan yang tidak khas untuk konteks  suatu proyek. Sebagai contoh:
-Model pengirim-penerima - looping umpan balik, hambatan untuk komunikasi, dl.
-Pemilihan media - kapan harus berkomunikasi secara tertulis atau dengan berkomunikasi secara lisan.
-Ketika menulis sebuah memo tidak resmi dengan ketika menulis laporan resmi, dll.
-Gaya menulis - suara aktif atau pasif, struktur kalimat, pilihan kata, dll.
-Teknik penyajian – bahasa tubuh, desain alat bantu visual, dll.
-Teknik manajemen meeting - mempersiapkan agenda, menangani konflik, dll.

10.1 PERENCANAAN KOMUNIKASI
Perencanaan komunikasi melibatkan dan menentukan informasi dan kebutuhan komunikasi para pemangku kepentingan: yang membutuhkan informasi apa, kapan mereka akan membutuhkannya, bagaimana akan diberikan kepada mereka, dan oleh siapa. Sementara semua proyek berbagi kebutuhan untuk mengkomunikasikan informasi proyek, kebutuhan informasi dan metode distribusi sangat bervariasi. Mengidentifikasi kebutuhan informasi para pemangku kepentingan dan menentukan sarana yang cocok untuk memenuhi kebutuhan tersebut merupakan faktor penting bagi keberhasilan proyek.

Pada sebagian besar proyek, sebagian besar perencanaan komunikasi ini dilakukan sebagai bagian dari fase awal proyek. Namun, hasil dari proses ini harus ditinjau secara teratur sepanjang proyek dan direvisi sesuai kebutuhan untuk memastikan penerapan lanjutan. Perencanaan komunikasi sering terkait erat dengan perencanaan organisasi (dijelaskan dalam Bagian 9.1) karena struktur organisasi proyek akan memiliki pengaruh besar pada kebutuhan komunikasi proyek.

10.1.1 Masukan untuk Perencanaan Komunikasi 
1. Persyaratan komunikasi. Persyaratan Komunikasi adalah jumlah dari kebutuhan informasi dari para stakeholder proyek.Persyaratan didefinisikan dengan menggabungkan jenis dan format informasi yang diperlukan dengan analisis nilai informasi tersebut. Sumber daya proyek harus dikeluarkan hanya pada berkomunikasi informasi yang memberikan kontribusi untuk keberhasilan atau dimana kurangnya komunikasi dapat menyebabkan kegagalan. Informasi biasanya diperlukan untuk menentukan persyaratan komunikasi proyek meliputi : 
- Hubungan antara organisasi proyek dengan tanggung jawab pemangku kepentingan.
- Disiplin, departemen, dan spesialisasi yang terlibat dalam proyek.
- Keperluan logistik, berapa banyak orang akan terlibat dengan proyek dan di lokasi mana.
- Kebutuhan informasi eksternal (misalnya, berkomunikasi dengan media.
2. Teknologi Komunikasi. Teknologi atau metode yang digunakan untuk mentransfer informasi bolak-balik antara stakeholder proyek dapat bervariasi secara signifikan: dari percakapan singkat sampai pertemuan yang diperpanjang, dari dokumen tertulis sederhana sampai jadwal online dan database yang diakses dengan segera. Faktor teknologi komunikasi yang dapat mempengaruhi proyek ini meliputi:
Informasi yang dibutuhkan dengan segera,  adalah keberhasilan proyek tergantung pada  ketersediaan informasi yang sering diperbarui setiap saat, atau secara teratur akan menghasilkan laporan tertulis cukup
Ketersediaan teknologi – tersedianya sistem yang sudah ada di tempat yang sesuai
- Para staf yang diharapkan proyek –  sistem komunikasi diusulkan yang sesuai dengan pengalaman dan keahlian peserta proyek
- Lamanya proyek - teknologi yang tersedia kemungkinan akan berubah sebelum proyek berakhir?
3. Kendala. Kendala adalah faktor yang akan membatasi pilihan tim manajemen proyek. Misalnya, jika sumber         daya proyek besar akan diperoleh, harus ada pertimbangan lebih untuk menangani kontrak informasi.
4. Asumsi.

10.1.2 Alat dan Teknik untuk Perencanaan Komunikasi
  1. Analisis Stakeholder. Kebutuhan informasi dari berbagai pemangku kepentingan harus dianalisis untuk mengembangkan pandangan metodis dan logis dari kebutuhan informasi mereka dan sumber-sumber untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Analisis ini harus mempertimbangkan metode dan teknologi sesuai dengan proyek yang akan memberikan informasi yang dibutuhkan. Perawatan harus diambil untuk menghindari pemborosan sumber daya pada informasi yang tidak perlu atau teknologi tidak tepat.

10.1.3 Output dari Komunikasi Perencanaan
  1. Rencana pengelolaan komunikasi. Sebuah rencana manajemen komunikasi adalah dokumen yang
menyediakan:
    - Kumpulan dan struktur arsip yang merinci metode apa yang akan digunakan untuk mengumpulkan dan menyimpan berbagai jenis informasi. Prosedur juga harus mencakup mengumpulkan dan menyebarkan pembaruan dan koreksi informasi sebelum didistribusikan.
    - Sebuah struktur distribusi yang merinci kepada siapa informasi (status laporan, data, jadwal,dokumentasi teknis, dll) akan mengalir, dan metode apa (laporan tertulis, rapat, dll) yang akan digunakan untuk mendistribusikan berbagai jenis informasi.
- Struktur ini harus sesuai dengan tanggung jawab dan hubungan pelaporan yang dijelaskan oleh struktur organisasi proyek.
    - Penjelasan mengenai informasi yang akan didistribusikan, termasuk format, isi, tingkat detail, dan  konvensi/definisi yang akan digunakan.
    - Jadwal Produksi yang menampilkan kapan dan jenis komunikasi apa yang akan diproduksi.
    - Metode untuk mengakses informasi diantara komunikasi yang dijadwalkan.
    - Sebuah metode untuk memperbarui dan menyempurnakan rencana manajemen komunikasi seiring dengan pelaksanaan dan perkembangan suatu proyek.

10.2 DISTRIBUSI INFORMASI
Distribusi informasi melibatkan kegiatan untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh stakeholder proyek secara tepat waktu. Ini termasuk menerapkan rencana manajemen komunikasi, serta menanggapi permintaan informasi yang tak terduga.



10.2.1 Input untuk Distribusi Informasi
1. Hasil Kerja.
2. Rencana pengelolaan komunikasi.
3. Rencana Proyek

10.2.2 Alat dan Teknik untuk Distribusi Informasi
1. Keterampilan Komunikasi. Keterampilan komunikasi yang digunakan untuk bertukar informasi.
Pengirim informasi bertanggung jawab untuk membuat informasi yang jelas, tidak membingungkan, dan lengkap, sehingga penerima dapat menerima dengan benar, dan untuk menegaskan bahwa itu adalah benar dipahami. Penerima bertanggung jawab untuk memastikan bahwa informasi yang diterima secara keseluruhan dan dipahami dengan benar. Berkomunikasi memiliki banyak dimensi: 
- Ditulis dan diucapkan, mendengar dan berbicara.
- Internal (dalam proyek) dan eksternal (dengan pelanggan, media, masyarakat, dll).
- Formal (laporan, briefing, dll) dan informal (memo, ad hoc percakapan, dll).
- Vertikal (atas dan bawah organisasi) dan horizontal (dengan sesama).
   2. Sistem Pengambilan informasi. Informasi dapat digunakan bersama oleh anggota tim dan stakeholder melalui berbagai metode termasuk sistem pengarsipan manual, database elektronik, perangkat lunak manajemen proyek, dan sistem yang memungkinkan akses ke dokumentasi teknis seperti gambar teknik, spesifikasi desain, rencana uji, dll
  3. Metode Distribusi informasi . Informasi proyek boleh didistribusikan dengan menggunakan berbagai metode termasuk pertemuan-pertemuan proyek, hard copy distribusi dokumen, berbagi akses ke database elektronik jaringan, fax, surat elektronik, voice mail, konferensi video, dan proyek intranet.

   10.2.3 Output dari Distribusi Informasi
       1. Catatan proyek. Catatan proyek dapat mencakup korespondensi, memo, dan dokumen yang menggambarkan proyek. Informasi ini harus, sejauh mungkin dan sesuai, dipertahankan dalam cara yang terorganisir. Anggota tim mungkin sering menyimpan catatan pribadi dalam buku catatan proyek.
       2. Laporan Proyek. Laporan Formal proyek atas status proyek dan / atau masalah proyek.
       3. Presentasi Proyek. Tim proyek memberikan informasi secara formal, maupun informal, kepada setiap atau semua stakeholder proyek.


       10.3 PELAPORAN KINERJA


Pelaporan kinerja adalah kegiatan mengumpulkan dan menyebarkan informasi tentang kinerja untuk memberikan informasi kepada stakeholder  tentang bagaimana sumber daya digunakan untuk mencapai tujuan proyek. Proses ini meliputi:
- Status pelaporan. Menggambarkan dimana proyek sekarang berdiri, misalnya, status yang berhubungan dengan jadwal dan anggaran.
Kemajuan pelaporan. Menggambarkan apa yang sudah dicapai oleh tim proyek, misalnya, persentase jadwal yang selesai, atau apa yang sudah selesai dibandingkan dengan  apa yang sedang dalam proses.
- Peramalan. memprediksi status dan kemajuan proyek dikemudian hari.
Pelaporan kinerja umumnya harus memberikan informasi tentang ruang lingkup, jadwal, biaya, dan kualitas. Banyak proyek juga membutuhkan informasi mengenai risiko dan pengadaan.

10.3.1 Input untuk Pelaporan Kinerja
1. Rencana Proyek. Rencana proyek berisi berbagai acuan dasar yang akan digunakan untuk menilai kinerja proyek.
2. Hasil kerja. Kerja hasil – hasil kerja yang mana yang telah sepenuhnya atau sebagian selesai,biaya (dan / atau sumber daya) mana yang dikeluarkan, dll - adalah output dari eksekusi rencana
proyek (dibahas dalam Bagian 4.2.3.1).
3. Catatan proyek lainnya. Selain rencana proyek dan hasil pekerjaan proyek, dokumen proyek lainnya sering mengandung informasi yang berkaitan dengan konteks proyek yang harus dipertimbangkan ketika menilai kinerja proyek.

10.3.2 Alat dan Teknik untuk Pelaporan Kinerja
1. Tinjauan Kinerja. Penilaian kinerja adalah rapat yang dilakukan untuk menilai status proyek dan /atau kemajuan. Penilaian kinerja biasanya digunakan bersama  dengan satu atau lebih teknik pelaporan kinerja.
2. Analisis Varians. Analisis varians berupa kegiatan membandingkan hasil proyek yang sebenarnya dengan hasil yang direncanakan atau diharapkan. Varians biaya dan jadwal adalah yang paling sering dianalisis, tetapi varians dari rencana di bidang ruang lingkup, sumber daya, kualitas, dan risiko sering sama pentingnya atau mungkinlebih.
3. Analisis Trend. Analisis kecenderungan berupa kegiatan memeriksa hasil proyek dari waktu ke waktu untuk menentukan apakah kinerja membaik atau memburuk.
4. Analisis nilai yang diperoleh. Memperoleh nilai analisis dalam berbagai bentuk adalah metode yang paling umum digunakan dalam pengukuran kinerja. Ini mengintegrasikan ruang lingkup, biaya (atau sumber daya), dan pengukuran jadwal adalah langkah-langkah untuk membantu tim manajemen proyek dalam menilai kinerja proyek. Earned value (EV) dilakukan dengan cara menghitung tiga kunci utama bagi setiap kegiatan:
- Nilai Rencana (the Planned Value /PV ), sebelumnya disebut biaya dianggarkan atas pekerjaan yang dijadwalkan (Budgeted Cost of Work Scheduled / BCWS), adalah bahwa sebagian dari perkiraan biaya disetujui rencananya akan dihabiskan untuk kegiatan selama suatu periode tertentu.
Biaya Aktual (the Actual Cost), sebelumnya disebut biaya yang sebenarnya dari pekerjaan yang dilakukan (Actual Cost Of Work Performed/ ACWP), adalah total biaya yang dikeluarkan dalam menyelesaikan pekerjaan pada aktivitas selama suatu periode tertentu. Biaya yang Sebenarnya ini harus sesuai dengan apa pun yang dianggarkan untuk PV dan EV.
- Earned value atau EV ini, sebelumnya disebut biaya dianggarkan dari pekerjaan yang dilakukan (BCWP), adalah nilai pekerjaan yang benar-benar selesai.

Ketiga nilai ini digunakan untuk mengetahui apakah pekerjaan yang sedang dilakukan sesuai dengan yang direncanakan. Langkah yang paling sering digunakan adalah varians biaya (CV) dengan rumus(CV = EV - AC), dan varians jadwal (SV) dengabn rumus (SV = EV - PV). Kedua nilai, CV dan SV, dapat diubah menjadi indikator efisiensi untuk mencerminkan biaya dan kinerja jadwal dari setiap proyek. Indeks kinerja biaya (CPI = EV / AC) adalah indikator efisiensi biaya paling umum digunakan. CPI kumulatif (jumlah semua anggaran EV individu dibagi dengan jumlah dari semua penderita ACS individu) secara luas digunakan untuk memperkirakan biaya proyek di penyelesaian. Juga, kinerja jadwal index (SPI = EV / PV) kadang-kadang digunakan dalam hubungannya dengan IHK untuk meramalkan perkiraan penyelesaian proyek tersebut.
5. Alat dan teknik distribusi informasi.


10.3.3 Output dari Pelaporan Kinerja
1. Laporan Kinerja. Laporan kinerja mengatur dan meringkas informasi yang dikumpulkan dan menyajikan hasil analisis apapun. Laporan harus menyediakan jenis informasi dan tingkat detail yang dibutuhkan oleh berbagai pihak, seperti yang didokumentasikan dalam rencana manajemen komunikasi. Format umum untuk laporan kinerja dapat berupa bar chart (juga disebut Gantt Chart), kurva-S,histogram, dan tabel. Gambar 10-2 menggunakan S-kurva untuk menampilkan data EV analisis kumulatif, sedangkan Gambar 10-3 menampilkan satu set data yang berbeda EV dalam bentuk tabel.
2. Permintaan Perubahan. Analisis kinerja proyek sering menghasilkan permintaan untuk perubahan ke beberapa aspek dari proyek.

10.4 PENUTUPAN ADMINISTRASI

Proyek atau fase proyek, baik setelah mencapai tujuan atau diakhiri untuk alasan tertentu, memerlukan penutupan. Penutupan Administrasi terdiri dari mendokumentasikan hasil proyek untuk meresmikan penerimaan produk dari proyek oleh sponsor, atau pelanggan. Ini mencakup pengumpulan catatan proyek; memastikan bahwa catatan mencerminkan spesifikasi akhir; menganalisis keberhasilan proyek, efektivitas, dan pelajaran yang dipelajari, dan pengarsipan informasi untuk penggunaan masa depan.
10.4.1 Input untuk Administrasi Penutupan
1. Dokumentasi pengukuran kinerja. Semua dokumentasi dibuat untuk merekam dan menganalisa kinerja proyek, termasuk dokumen perencanaan yang membentuk kerangka kerja untuk pengukuran kinerja, harus tersedia untuk diperiksa selama penutupan administrasi.
2. Dokumentasi produk. Dokumen yang dihasilkan untuk menggambarkan produk dari proyek (rencana, spesifikasi, dokumentasi teknis, gambar, file elektronik, dll) juga harus tersedia untuk diperiksa selama administrasi penutupan.
3. Catatan proyek lainnya. Catatan proyek yang dibahas dalam Bagian 10.2.3.1.

10.4.2 Alat dan Teknik untuk Administrasi Penutupan
1. Alat dan teknik laporan kinerja.
2. Laporan Proyek.
3. Presentasi Proyek.

10.4.3 Output dari Administrasi Penutupan
1. Arsip Proyek. Satu set lengkap catatan proyek yang tersusun harus disiapkan untuk pengarsipan oleh pihak-pihak yang tepat. Suatu database sejarah dari setiap proyek tertentu harus selalu diperbarui (di-update). Ketika kegiatan selesai dilakukan sesuai dengan kontrak, maka harus diperhatikan secara khusus tentang pengarsipan catatan keuangan.
2. Penutupan Proyek. Konfirmasi bahwa proyek telah memenuhi persyaratan pelanggan untuk semua untuk produk (pelanggan telah secara resmi menerima hasil proyek).
3. Pelajaran yang dapat dipelajari.